Kata Pakar: Bumi, pada 2050, Makin Sulit Dikenali
JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek MRT (mass rapid transit) kereta bawah tanah (subway) akan mampu menyerap 48.000 tenaga pekerja. Jumlah tersebut akan tersebar dalam beberapa kelompok.
"Dalam kajian tersebut memang disebutkan selama konstruksi akan mampu menyerap kurang lebih 48.000 pekerja," ujar Manpalagupta Sitorus, Kepala Humas PT MRT Jakarta, Kamis (10/2/2011), saat dihubungi wartawan.
Jumlah dibagi ke dalam beberapa kelompokm, yakni direct workers, related industry workers (collecting sand, manufacturing cement), supporting service workers (canteen workers).
"Tapi, belum ada detilnya. Jumlah 48.000 ini adalah hasil kajian yang dilakukan dalam revised IP 2005," katanya.
Selain dapat mempekerjakan 48.000 orang, pembangunan MRT Jakarta ini juga diharapkan memberikan dampak positif lain bagi warganya, yakni penurunan waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas. Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit, sedangkan dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52.5 menit.
MRT mengklaim mampu mengurangi 0,7 persen total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun. Keuntungan lain, yakni dengan sistem MRT yang menerapkan sistem Transit-Urban Integration, MRT diharapkan mampu merestorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban nantinya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung kepada peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta.
Untuk tahap pertama, MRT Jakarta akan membangun jalur Lebak Bulus-Bundaran HI dengan panjang 15,2 km jalan layang dan bawah tanah serta terdiri dari 13 stasiun.