"Mari kita bangun dunia dari mimpi dan jangan takutlah untuk bermimpi karena hidup berawal dari mimpi"

Pertemuan Gubernur ASIA-EROPA : Perbanyak Transportasi Massal

JAKARTA, KOMPAS.com- Walikota Berlin, Klaus Wowereit, memberikan masukan sangat bagus bagi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Menurut dia, Jakarta harus memperbanyak investasi dalam pengembangan transportasi massal.
Klaus Wowereit adalah salah satu pemimpin delegasi dalam Pertemuan Asia Eropa atau Asia-Europe Meeting (ASEM) untuk para gubernur dan walikota di Hotel Kempinski Jakarta, 28-29 Oktober.
Menurut Wowereit, Berlin memang tidak sepadat Jakarta. Penduduknya hanya empat juta jiwa. Namun, sebagai megapolitan, Jakarta harus segera mengupayakannya.
"Anda dapat berinvestasi sistem transportasi publik. Untuk lalu lintas, kita dapat memperbaiki sistem transportasi publik, membuat jalur-jalur bis, kereta cepat bawah tanah, dan sistem perkeretaapian di daerah pinggiran. Ini adalah tujuan di masa yang akan datang," katanya seusai mengikuti sesi 'The Creative City: Re-imaging the City for a Livable Future' di Hotel Kempinski, Kamis (28/10/2010).
Wowereit menyarankan agar kota besar tidak lagi berinvestasi di jalanan, tapi menambah infrastruktur transportasi publik. Wowereit berharap Jakarta dan Berlin dapat bekerja sama karena Berlin juga memiliki pengalaman membangun infrastruktur untuk lalu lintas publik.
Wowereit juga menyambut baik pertemuan ASEM ini sebagai sarana diskusi dan kerja sama antarkota besar di seluruh dunia. Di forum ini, kota-kota besar bisa terhubung dan berjejaring untuk berbagi pengalaman dan mendiskusikan cara masing-masing. "Anda dapat meniru hal-hal yang baik dari kota lain," tandasnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pindah Ibu Kota Bukan karena Frustrasi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana pemindahan ibu kota Jakarta ke Kalimantan bukanlah karena bentuk frustrasi, melainkan untuk menghentikan subyektivitas yang berlangsung selama ini.
Demikian disampaikan salah satu anggota tim Visi Indonesia 2033, Andrinof A Chaniago, Kamis (28/10/2010), saat memaparkan visi memajukan Indonesia dalam diskusi "Visi Indonesia 2033" di Wisma Nusantara, Jakarta.
"Agenda strategis yang perlu dilakukan adalah melawan subyektivitas dengan menempatkan ibu kota di tengah-tengah, yaitu di Kalimantan," ujar pengamat politik Universitas Indonesia ini.
Menurutnya, Kalimantan selama ini hanya menjadi sumber pendapatan negara yang sangat besar karena potensi alamnya. "Tapi semua itu masuk ke Jakarta. Kalau misalnya ibu kota dipindahkan ke Kalimantan, tentu ini juga akan meratakan," ucap Andrinof.
Ia menjelaskan, hal yang paling memungkinkan dilakukan dalam kaitannya dengan wacana pemindahan ibu kota adalah dengan memindahkan fungsi Jakarta sebagai pusat pemerintahan, bukan memindahkan fungsi bisnisnya.
"Jakarta sebagai pusat binsis perdagangan susah dipindahkan karena aset sebagian besar milik privat. Sementara itu, pelayanan pemerintahan bisa dipindah dengan mudah. Dengan itu, Jakarta lebih mudah ditata," ungkap Andrinof.
Untuk memindahkan ibu kota, lanjut Andrinof, diperkirakan membutuhkan waktu selama sepuluh tahun. "Untuk recovery kota, untuk mudah menatanya, maka pilihan paling tepat adalah pindahkan ibu kota ke luar Jawa," tandas Andrinof.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Inilah 17 Langkah Atasi Kemacetan


JAKARTA, KOMPAS.com 
 Untuk mengatasi persoalan kemacetan lalu lintas di Jakarta, berbagai opsi pun muncul. Di antaranya memindahkan ibu kota negara dan ibu kota pemerintahan serta 17 langkah lain dalam mengatasi kemacetan.
Untuk jangka pendek, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Djohermansyah memilih opsi 17 langkah itu sebagai prioritas. Adapun dua opsi lain masih harus memerlukan kajian.
Lalu, apa saja sebenarnya 17 langkah itu? Berikut ini rinciannya:
01. Penerapan eletronic road pricing (ERP).
02. Sterilisasi dan penambahan jalur transjakarta.
03. Perbaikan jalan.
04. Kebijakan perpakiran.
05. Penetapan harga gas bagi angkutan transportasi.
06. Restrukturisasi angkutan jalan raya.
07. Perbaikan pengelolaan angkutan kereta api.
08. Pembuatan jalur ganda berganda (double-double track) kereta api.
09. Pembangunan jalur rel kereta api lingkar dalam kota.
10. Penambahan jalan tol.
11. Peninjauan penggunaan kendaran kecil bagi angkutan transportasi sampai larangan angkutan liar.
12. Merealisasikan pembangunan sarana dan jalur transportasi massal atau mass rapid transit(MRT).
13. Pemanfaatan monorel.
14. Kereta api ke Bandara Soekarno-Hatta hingga Stasiun Manggarai.
15. Pembentukan badan otoritas transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
16. Sarana transportasi terpadu Jabodetabek hingga pengedalian jumlah kendaraan.
17. Penyiapan lahan parkir di dekat-dekat stasiun kereta api di Kabupaten Bogor dan Provinsi Tangerang
.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

BKT Bukan Satu-satunya Resep Bebas Banjir

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menuntaskan penanggulangan banjir di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan proyek secara bertahap, termasuk membangun dua waduk dan mengeruk saluran-saluran drainase yang tersumbat. Ini dilakukan untuk mendukung pemfungsian Banjir Kanal Timur yang sudah menembus ke laut.
Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan, setelah terbangunnya Banjir Kanal Timur (BKT) yang memotong lima sungai di Jakarta Timur, bukan berarti masalah banjir di Jakarta sudah terselesaikan.
Pemfungsian BKT, katanya, ditujukan untuk mengurangi banjir di wilayah utara dan timur Jakarta. BKT ini pun harus didukung dengan pembangunan dua waduk di Cilincing, Jakarta Utara, yakni di Kelurahan Rorotan dan Marunda. Di dua wilayah tersebut, belum ada waduk untuk menampung air hujan dengan sistem polder atau pompa.
"Paling sedikit dua waduk ini harus diselesaikan untuk bisa menjamin supaya wilayah (Jakarta) timur itu sepenuhnya berfungsi," kata Fauzi Bowo seusai shalat Jumat di Balai Kota DKI, Jumat (8/10/2010).
"Jangan terus bilang, sudah ada Banjir Kanal Timur, kok masih ada genangan," ujarnya.
Sejak dibangunnya BKT, Pemprov DKI mengklaim ada 16 lokasi yang dulunya dilanda banjir kini terbebas dari air bah. Tapi, di sejumlah kawasan seperti Pulogadung dan DI Panjaitan, masih timbul genangan air saat hujan deras mengguyur Jakarta.
Genangan-genangan ini, kata Fauzi Bowo, akan ditanggulangi dengan pengerukan saluran drainase.
Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI sedang berusaha mengatasi genangan air di 106 lokasi akibat meluapnya air di saluran drainase sekitar jalan arteri dan kolektor.
Normalisasi saluran-saluran itu akan dilakukan secara bertahap sehingga seluruh lokasi itu bisa bebas dari genangan pada 2012.
"Jangan masyarakat itu punya persepsi, dengan satu langkah (pembuatan BKT) semuanya beres. Ini memang pekerjaan rumah yang menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi dan kami bekerja sesuai dengan pentahapan," kata Fauzi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS