"Mari kita bangun dunia dari mimpi dan jangan takutlah untuk bermimpi karena hidup berawal dari mimpi"

Tujuh Kota Impian Baru

Sejak Indonesia mengalami era pembangunan, Jakarta seolah menjadi pusat segalanya. Baik itu kegiatan ekonomi, pengambilan keputusan-keputusan politis, maupun pusat kehidupan. Selama berpuluh-puluh tahun, berbagai media di Indonesia juga menyoroti permasalahan Jakarta (kemacetan, banjir, kepadatan penduduk) seolah semuanya adalah persoalan nasional.

Sementara itu, ada berbagai pusat ekonomi baru dan kota-kota yang tumbuh, menyejahterakan penduduknya, tapi tidak tersorot oleh media nasional. Cerita-cerita tentang kehidupan mereka yang tinggal di luar Jakarta luput dari perhatian. Padahal, menurut kami, cerita-cerita ini penting untuk menunjukkan bahwa peluang meraih pendapatan ada di berbagai kota di Indonesia (meski pemerataan kesempatan masih jadi isu besar di negeri ini).

Melalui artikel "Mencari Pesaing Berarti buat Jakarta", kami mencari cerita-cerita tentang kota-kota lain yang menggiurkan buat pencari kerja, tapi belum mendapat porsi besar pemberitaan. Dan kami menerima banyak masukan serta cerita. Berikut daftar kota yang masuk dalam usulan menjadi pesaing Jakarta.

1. Solo
Banyak surat elektronik yang kami terima berasal dari warga Solo yang bangga dengan kota mereka. Seperti dari Rizky Ayu yang menyebut bahwa keberadaan pasar tradisional yang nyaman dan bersih, angkutan umum dengan standar profesional terukur, serta terjaganya kampung-kampung budaya dan festival tahunan sebagai faktor kebanggaan Solo.

Potensi wisata mendukung terciptanya lapangan pekerjaan. "Mau kerja kantoran? Bisa. Banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga Anda di sini. Mau wiraswasta? Apalagi! Ada banyak peluang bisnis di sini bila Anda jeli. Anda tidak perlu takut digusur Satpol PP yang bersenjatakan pentungan bila berdagang kali lima di sini. Ada sejumlah shelter di tempat-tempat strategis yang siap untuk Anda pakai berjualan," kata Rizky dalam emailnya kepada kami.

Murahnya harga kebutuhan hidup pokok serta jalanan yang tidak macet juga menjadi faktor plus lainnya. Kualitas sekolah dan universitasnya pun cukup tinggi.

2. SurabayaAdji Setiawan dulunya tinggal di Jakarta. Lalu pada 2006 ia memutuskan untuk hijrah ke Surabaya dan memulai usaha desain interior dari nol. Yang membuatnya terkaget-kaget adalah, "(Memulai) usaha di Surabaya jauh lebih mudah dengan kecepatan jauh lebih cepat daripada memulai usaha di Jakarta." Kini ia tak mengaku tak mau lagi tinggal di Jakarta. "Sekarang tergantung pihak pemerintah dan media, untuk tidak selalu menyorot Jakarta dengan 'kemegahan' palsunya," tambah Adji.

3. PalembangBuat Sonny Chandra Thawab, Palembang terus membangun tapi tidak terobsesi dengan modernitas, bersahaja dan religius. Buat seseorang yang baru menetap di Palembang sejak 9 tahun lalu, Palembang adalah kota yang memberi kesempatan buat pendatang. Kebanggaan terhadap makanan tradisional dan pakaian tradisional juga tetap terjaga.

4. SemarangBagi anto_bgd_jayuzz, penataan Kota Semarang memberikan ruang publik yang nyaman bagi warga untuk nongkrong. Kawasan bersejarah pun dipugar kembali untuk menjadi salah satu pilihan wisata. Angkutan kota Trans Semarang yang tertib pun memberikan alternatif nyaman transportasi publik.

5. YogyakartaMenurut Andre Veriangga, Staf Kependudukan Pemerintah Daerah Sleman, DI Yogyakarta, Yogya adalah kota ideal pilihannya. "Banyak yang bisa kita dapatkan di kota ini, mulai dari fasilitas pendidikan murah dan beragam, transportasi yang memadai ke seluruh penjuru wilayah, birokrasi pemerintahan tidak berbelit-belit, makanan beragam dan murah meriah, kebudayaan masih asli, ramah tamah penduduk asli yg mampu berdampingan dengan etnis lain maupun pendatang, dan kemudahan pihak-pihak dalam negeri atau asing untuk berinvestasi," tulisnya dalam email.

Selain itu, tidak ada macet juga menjadi salah satu faktor kenyamanan hidup di Yogya. "Tidak akan terlihat wajah-wajah tegang di pagi hari terburu-buru masuk kantor, semrawut kendaraan yg menyebabkan kemacetan panjang hingga berjam-jam, keteraturan pola kehidupan saat pagi-siang-sore-dan malam, kemudahan menjangkau wilayah-wilayah tertentu sesuai keinginan, bahkan akses jalan di kota kami sangat mudah." Terdengar sangat menggiurkan bukan?

6. BalikpapanKekayaan alam Kalimantan juga memunculkan pusat-pusat ekonomi. Juliet menyebut Balikpapan sebagai pintu gerbang utama Kalimantan Timur. "Setiap tahun, orang-orang dari berbagai daerah (Jawa, Sulawesi, Sumatra, dsb) berbondong-bondong mencari nafkah dan mencoba peruntungan hidupnya di kota Balikpapan. Apalagi dengan banyaknya perusahaan investor asing yg berdiri dan berkantor di Balikpapan," kata Juliet.

Deky Rohie juga menyebut Balikpapan sebagai kota idaman. "Banyak perusahaan-perusahaan asing yang memberikan gaji besar, minyak berlimpah, sumber mineral dan batubaranya banyak," dia memberi alasan.

Buat Amiruddin M, Balikpapan juga menjadi salah satu kota yang ia rekomendasikan, meski ia menyebut kota-kota lain di Kalimantan Timur (Kutai Kartanegara, Bontang, Nunukan dan tempat tinggalnya, Samarinda). "Berbicara tentang Jakarta bagi saya bukanlah tempat yang menarik," kata dia. Ia pernah berkuliah di Jakarta, tapi untuk tinggal, "ratusan kali berpikir (ulang)."

"Kalau anda mau mencari uang datanglah kemari. Kota kami menawarkan kepada Anda ribuan  lowongan kerja hampir setiap bulan dengan spesifikasi lapangan kerja yang bervariasi, mulai dari sektor pertambangan, perkebunan dan industri. Semua menjanjikan rupiah yang tidak sedikit," ia mengiming-imingi.

7. BatamPenerapan zona ekonomi membuka peluang pekerjaan di kota ini. Cerita dari Nurul Fajar Sulistyowati, Putri Ajah dan Wenchy Gibs Zulu memberikan gambaran yang kurang lebih sama. Awalnya mereka ragu dengan peluang yang diberikan Batam, sampai tidak tahu Batam ada di mana. Tapi kemudian pemasukan yang mereka dapat berhasil menaikkan kelas sosial.

Bahkan, menurut Nurul Fajar, "Di sini aku bisa mendapatkan penghasilan dan menguliahkan adikku, membeli rumah, serta (membeli) kendaraan pribadi." Dan ini dengan level pendidikannya yang D1, sementara suami Nurul berpendidikan D3.

Menurut Nurul, ia berusaha mengajak dan membantu teman-temannya untuk mendapat pekerjaan di Batam, tapi mereka enggan karena citra Batam di masa lalu. Padahal, "Ada juga Bintan, Pekanbaru, Natuna, Tanjung Balai Karimun dan pulau lain di sekitarnya yang menyajikan berlimpah kesempatan untuk para pencari kerja." Anda tertarik?

Kota-kota yang disebut di atas bisa berkembang karena kekayaan alam atau keputusan-keputusan politik dari para pemimpin daerah. Meski begitu, Widi Anto yang tinggal di Sukoharjo lebih memilih mengandalkan kemajuan teknologi, terutama internet, untuk berusaha. Ia tak terpaku pada pembangunan kota yang dilakukan oleh pemerintah.

"Walaupun kurang didukung infrastruktur yang baik tapi paling tidak di zaman digital seperti ini, masyarakat bisa lebih mandiri untuk membangun ekonomi daerahnya. Misalnya dengan memaksimalkan jalur online untuk mengangkat produk-produk lokal ke pasaran yang lebih luas, bahkan kalau bisa pangsa pasar luar negeri." Dengan menawarkan batik, furnitur atau kerajinan tangan via internet, menurut Widi, kesuksesan tak perlu bergantung pada lokasi tinggal Anda.

Nah sekarang, kami ingin tahu cerita-cerita dari mereka yang berdiam di Jakarta. Kira-kira, apa yang bisa membuat Anda meninggalkan Jakarta dan mencari peruntungan di kota lain?

Apa yang membuat Anda tetap berada di Jakarta di tengah ketidaknyamanan kota? Atau, tergerakkah Anda untuk mulai memikirkan alternatif tempat tinggal dan bekerja selain Jakarta? Kami menunggu jawaban Anda di soalkota@yahoo-inc.com sampai Kamis ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

34 Mal di Jakarta Penyebab Kemacetan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Subdirektorat Keamanan dan Keselamatan Ditlantas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Yakub Dedy Karyawan menilai sebagian besar mal di Jakarta justru menjadi penyebab timbulnya kemacetan di wilayahnya. Polda Metro Jaya mencatat ada sekitar 34 mal di Jakarta yang justru menghambat lalu lintas.
"Dari 70 mal di Jakarta, hanya 10 persen saja yang sama sekali tidak menyebabkan kemacetan," ujar Yakub, Kamis (21/7/2011), saat dihubungi wartawan.
Menurut Yakub, hampir seluruh mal di Jakarta tidak memiliki izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) tentang lalu lintas. Padahal mal itu tidak hanya berfungsi sebagai tempat bertransaksi tapi juga salah tempat berkumpulnya massa. "Karena itu, diperlukan analisa yang bisa mencegah terjadinya kemacetan di sekitar mal tersebut," ungkap Yakub.
Dikatakan Yakub, selain menimbulkan kemacetan, keberadaan mal juga mengurangi ru­ang ter­buka hijau dan menye­dot air tanah yang ber­lebihan. Karenanya, dia meminta Pemprov DKI Jakarta tidak hanya menghentikan sementara penerbitan perizinan atau moratorium mal sampai 2012, tapi dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan. "Minimal setelah Perda Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta 2010-2030 terbit," imbuhnya.
Berdasarkan data di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, daftar mal yang menimbulkan kemacetan baru di wilayah Jakarta yakni Plaza Semanggi, Cibubur Junction, Citos, Mal Taman Anggrek, Tamini Square, Mal Ciputra, Atrium Plaza, ITC Mangga Dua, Blok M Plaza, Pasaraya Manggarai, Ramayana Kramatjati, Mal Ambasador, Slipi Jaya, ITC Roxy Mas, Grand Indonesia.
Selain itu juga Central Park, FX Plaza, ITC Mangga Dua, Pasar Pagi Mangga Dua, Mal Kelapa Gading, Mal Sunter, Kelapa Gading Trade Center, Pluit Village, WTC Mangga Dua, Mal Artha Gading, Sports Mal Kelapa Gading, Mal of Indonesia, Emporium Pluit Mall, La Piaza, Koja Trade Mall, Pusat Perbelanjaan Blok A Tanah Abang, ITC Cempaka Putih, Gandaria City, dan Pejaten Village.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bandara Soekarno-Hatta Wajah Baru akan Bebas Macet dan Calo

Jakarta - Akses menuju Bandara Soekarno-Hatta selama ini dikenal rawan macet. Calo tiket hingga taksi gelap juga berkeliaran. Apakah kedua hal tersebut bakal berubah seiring dengan pengembangan bandara tahun 2012 nanti?

Corporate Secretary PT Angkasa Pura II Hari Cahyono selaku pengelola bandara mengklaim masalah kemacetan hingga persoalan calo dan taksi gelap bakal ditekan. Desain baru bandara yang diluncurkan pada Sabtu (23/7) malam lalu, mendukung perbaikan ini.

Untuk mengatasi masalah kemacetan, saat ini tengah digarap rencana proyek pembangunan jalur kereta api menuju bandara. Selain itu, akses jalan tol juga akan ditambah.

"Nanti itu juga akan dikembangkan. Semua lengkap. Kita sudah bekerjasama dengan kereta api. Lalu untuk mengurangi kemacetan, PT Jasa Marga juga akan membangun akses jalan tol JORR II. Lengkap semuanya," kata Hari saat berbincang dengan detikcom, Senin (25/7/20110.

Khusus persoalan calo dan taksi gelap, PT AP II sudah memiliki program khusus untuk menangani hal tersebut. Razia akan semakin digencarkan, lalu untuk parkir taksi akan dibuat sistem yang memiliki pengawasan keamanan tinggi.

"Teknologi tinggi tidak akan memungkinkan taksi gelap itu beroperasi. Pemda dan kepolisian juga membantu kita, pemda mengurus masalah sosial, supaya bandara kita menjadi bagus. Tidak bisa main-main, ini bandara milik kita semua," tegasnya.

Proyek ambisius senilai Rp 11,7 triliun ini bakal mulai digarap pada tahun 2012. Meski desain baru sudah diluncurkan, namun belum sampai pada pembahasan detail proyek secara rinci.

"Kita mau model airport internasional tapi dengan traditional flavour. Tradisional ada unsur-unsur budaya Indonesia. Untuk detailnya sedang dibahas. Sekarang sedang dibuat detail desain, dan mulai tahun depan kita sudah berjalan pembangunan," terang Hari.



(mad/nrl)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Monorel yang Akan Dibuat JK di Makassar Asli Buatan Dalam Negeri

Makassar - Proyek monorel yang akan dibangun Jusuf Kalla (JK) di Makassar sejatinya akan menjadi proyek monorel pertama buatan anak negeri. Gerbong kereta dan sistem yang nanti akan digunakan merupakan rakitan PT Bukaka Teknik Utama, anak perusahaan PT Hadji Kalla. 

Sementara konstruksinya juga akan dikerjakan oleh PT Bumi Karsa yang masih bagian Kalla Group. Seluruh tenaga kerja juga akan diserap dari tenaga kerja asli Indonesia.

"Masak sudah 60 tahun merdeka, membuat monorel saja tidak mampu, ini harus kita bangun tanpa ada satu pun pihak asing yang terlibat, lihat Bandara Makassar tidak ada satu pun pihak asing yang terlibat," kata JK saat melakukan penandatanganan MoU dengan Walikota Makassar, Bupati Maros dan Bupati Gowa di rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Senin (25/7/2011).

JK menambahkan, ia lebih mengutamakan kampung halamannya karena setiap ia berkunjung ke Makassar ia merasakan sumpeknya jalanan di Makassar. Setelah Makassar, ia berencana membangun di kota-kota lainnya, seperti Surabaya dan Bandung.

"Ide awal monorel ini sekitar dua bulan yang lalu, waktu itu saya ajak gubernur Sulsel dan walikota Makassar untuk berkeliling kota tanpa pengawalan. Yang kami rasakan memang luar biasa macetnya, jarak 14 km saja kita harus tempuh selama 1,5 jam," jelas Ketua Umum PMI ini.

Sementara menurut Solihin Kalla, yang juga putra JK, gerbong yang akan dibuat oleh PT Bukaka Teknik Utama mampu menampung sebanyak 276 penumpang di waktu normalnya dan 329 penumpang di waktu padatnya. 

"Dari sistem, monorel di Makassar hampir sama dengan yang ada di Kuala Lumpur, tapi kita mungkin lebih advance dari mereka," tutur Solihin.

Sementara pembiayaan proyek monorel sepanjang 30 kilometer ini akan menelan total biaya sekitar Rp 4 triliun dari Kalla Group. Meski demikian, lanjut Solihin, pihaknya masih terbuka bagi kalangan perbankan yang mau terlibat dalam proyek ini.

(mna/gun)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Amerika Turun Tangan Atasi Masalah Polusi di Jakarta

Jakarta - Jakarta mengadakan kerja sama dengan badan perlindungan lingkungan hidup Amerika Serikat, Enviromental Protection Agency (EPA). Kerja sama ini difokuskan untuk menangani polusi udara di Jakarta yang terus meningkat.

"Ini kunjungan kesekian kalinya. Kita sepakat melaksanakan program ini untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Program ini disebut dengan bernafas lega Jakarta atau Breathe Easy Jakarta (BEJ)," ujar Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, usai menerima Asisten Administratif Kantor EPA Bidang Internasional dan Kesukuan, Michelle J Depass, di Gedung Balaikota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2011).

Menurut Foke, salah satu bentuk aksi dalam program ini adalah melaksanakan uji emisi pada seluruh kendaraan yang ada di Jakarta. Program ini sekaligus tindak lanjut atas penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan AS yang diwakili oleh Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta pada Juni lalu.

"Dengan adanya program ini diharapkan kadar polusi turun dengan signifikan. Karena polusi tidak mengenal batas negara. Jadi warga dunia harus bertindak dan bekerja bersama, lewat pemerintah dan dinas masing-masing," kata Foke.

"Apalagi Jakarta adalah satu-satunya provinsi yang sudah punya Perda pengurangan emisi (Perda No. 2/2005) yang bisa dijadikan landasan hukum program ini," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Michelle menjelaskan, Jakarta dan Indonesia sudah dua tahun menjalin kerja sama dalam rangka mengurangi tingkat polusi. Dengan kerja sama yang terjalin ini, AS berharap dapat mengeksplorasi dan mencari solusi untuk menjadi Jakarta yang lebih bersih.

"EPA akan menyediakan bantuan teknis, karena program ini penting juga bagi kami. Kota besar seperti Jakarta memberikan banyak kesempatan untuk kami mengeksplorasi masalah dan memikirkan jalan keluar untuk menyediakan perlindungan lingkungan dan kesehatan," kata Michelle.

Tidak hanya itu, Michelle berharap kerjasama ini mendatangkan efek positif bagi kelangsungan hidup warga Jakarta dan AS. Berdasarkan MoU yang telah disepakati, kerjasama ini akan berlangsung selama lima tahun.

"Kerjasama ini memungkinkan kami menyediakan perlindungan lingkungan dan kesehatan bagi warga kami. Juga memungkinkan kami melakukan penelitian dan analisa data bersama," tambahnya.

Kerjasama ini resmi dimulai hari ini. Kedua negara akan mengadakan pertemuan dan seminar-seminar yang berkenaan dengan fokus program yang disepakati.

"Diskusi ini penting untuk berbagi pikiran mengenai masalah-masalah ini. Dalam beberapa tahun ke depan, kami akan bekerja keras melakukan langkah-langkah perbaikan untuk masyarakat Jakarta," tegas Michelle.

"Dan kita harus serius melakukan perbaikan, bahkan setelah masa lima tahun ini selesai," tambah Michelle.

(lia/ndr)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Apakah Anda Merasa Dapat Mengubah Jakarta?

Orang boleh tidak suka hal-hal buruk metropolis Jakarta. Tapi nyatanya di Indonesia inilah kota yang paling banyak dibuatkan lagu, puisi, film dan lain-lain bentuk seni tentangnya. 

Apakah Anda ingat lagu-lagu Iwan Fals, Benyamin Sueb, Titiek Puspa dan Guruh Soekarnoputra, serta pusi-puisi Goenawan Mohamad, Sitor Situmorang dan film-film Bing Slamet?  Saya yakin, bahkan beberapa di antara kita—banyak, mungkin—suatu ketika pasti pernah diam-diam mencoba menulis puisi atau sekedar aforisme tentangnya.

Dengan kata lain, metropolis ini paling pemberi ilham. Semua punya arti (Sitor Situmorang). Semua dapat tempat (Chairil Anwar). Seorang teman saya, gurubesar dan peneliti Amerika yang sudah terkenal dengan beberapa bukunya, sedang menyusun teori perkotaan serius berdasarkan ilham yang dia dapat dengan menelusuri kampung-kampung di Jakarta Utara.

Jakarta besar sekali, dan padat sekali. Segala hal buruk dan baik ada padanya. Orang senantiasa berupaya mengakalinya untuk sekadar hidup atau justru menggapai ambisi besar yang tidak mungkin di kota lain. Sebagian orang, mungkin mayoritas malah, merasa kota ini “membentuk aku atau mematahkan aku” (nah ini suatu aforisme yang sering kita dengar tentang metropolis). 

Sebaliknya tidak mungkin. Tidak mungkin “aku kebanyakan” mengubahnya. Ia mungkin akan tetap penuh korupsi. Bagian tertentunya busuk dan penuh dosa. Tapi aspalnya, setidaknya di bagian-bagian utamanya, bagaimanapun juga adalah yang paling mulus. “Hitam, bersih dan berguna pula,” kata Bertold Brecht, penulis modernis Jerman itu, di dalam puisinya Kota Aspal. “Apa salahnya aspal/Aku suka aspal/Hanya kubangan air saja yang iri,” lanjutnya.

Tapi bukankah Ali Sadikin pernah berhasil mengubahnya (sebentar?), bukan dipatahkannya, meskipun barangkali beliau juga dibentuk olehnya? Dan anehnya, sekarang ini ternyata dikatakan setidaknya ada 14 orang yang merasa mampu mengubahnya, dan akan mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta tahun depan. Kita lihat nanti akhirnya berapa yang sungguh akan bertarung. 

Tapi Anda sendiri, apakah Anda yakin Jakarta dapat diubah—menjadi lebih baik tentunya? Saya tahu kita semua punya rasa benci-tapi-rindu (Bahasa Inggrisnya: hate-and-love) terhadap Jakarta. Tapi, apakah kita juga terombang-ambing antara perasaan mampu dan tidak mampu mengubahnya menjadi lebih baik? Tahun depan, ketika pemilihan gubernur, kita harus punya sikap. 

Marco Kusumawijaya adalah arsitek dan urbanis, peneliti dan penulis kota. Dia juga direktur RujakCenter for Urban Studies dan editor http://klikjkt.or.id.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Jakarta Ingin Menjadi "Green City"

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai kota metropolitan, DKI Jakarta tidak hanya mengedepankan pembangunan yang sifatnya fisik, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap upaya penyelamatan lingkungan dan penanggulangan efek pemanasan global. Hal ini sangat berkaitan dengan tujuan Jakarta menjadi green city.
Targetnya, tahun 2011 seluruh gedung sekolah sudah berkonsep "green building".
-- Fauzi Bowo
"DKI Jakarta dianggap mempunyai perhatian dan komitmen serta melakukan program nyata terkait lingkungan hidup. Hal ini harus terus ditingkatkan," kata Gubernur DKI Fauzi Bowo ketika jumpa pers khusus jelang HUT ke-484 Kota Jakarta di Balaikota, Jakarta, Kamis (16/6/2011).
Berbagai program terkait lingkungan hidup memang terus digalakkan. Di antaranya, pengelolaan sampah, pengelolaan hutan/perkebunan, pemanfaatan lahan, pengelolaan tata ruang, ketersediaan lahan pertanian, sistem transportasi, daerah tangkapan air (DTA)/daerah aliran sungai (DAS), kualitas udara, sosialisasi, dan pemanfaatan sumber energi, serta adaptasi terhadap perubahan iklim.
Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI juga melakukan upaya berkaitan dengan lingkungan hidup, seperti menambah ruang terbuka hijau (RTH) dan merefungsi stasiun pengisian bahan-bakar untuk umum (SPBU) di jalur hijau. Upaya ini turut pula mengantarkan Pemprov DKI masuk tujuh besar provinsi dalam nominasi Indonesia Green Region Awards (IGRA) 2010.
"Untuk menyediakan ruang terbuka bagi warga Jakarta, Pemprov DKI terus berupaya menambah ruang terbuka hijau," tutur Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo.
Saat ini, RTH di Jakarta baru mencapai 10,5 persen dari target 13,94 persen dari luas keseluruhan wilayah Jakarta. Sebanyak 27 SPBU yang dialihfungsikan menjadi ruang terbuka hijau merupakan salah satu upaya nyata Pemprov DKI.
Salah satu program yang juga tengah dijalankan Pemprov DKI demi mengurangi dampak perubahan iklim adalah penerapan green building pada gedung-gedung bertingkat, baik gedung pemerintah maupun swasta. Green building ini lebih hemat energi, ramah lingkungan, dan lebih ekonomis.
Salah satu gedung pemerintah yang memulai penerapan green building adalah Gedung Blok G, Kantor Balaikota DKI. Selain itu, Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI juga sudah menerapkan konsep green building.
"Anggaran pembangunan gedung berkonsep green building memang lebih mahal daripada biaya membangun gedung biasa. Namun, biaya pemeliharaannya lebih murah dibandingkan dengan gedung biasa," ungkap Foke.
Tidak hanya gedung bertingkat, gedung sekolah pun rencananya akan segera direhab dengan mengubah konsep menjadi green school building. Untuk tahun ini, rencananya ada 42 gedung sekolah yang akan direhab secara total oleh Dinas Pendidikan DKI. Seluruhnya tentu akan menerapkan konsepgreen school building.
"Targetnya, tahun 2011 seluruh gedung sekolah sudah berkonsep green building," kata Fauzi Bowo.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kota - Kota Dengan Perencanaan Terbaik Di Dunia




Berikut adalah beberapa kota yang paling terencana di seluruh dunia untuk dapat dikunjungi sebagai tujuan wisata kota.
Spoiler for Gothenburg

Gothenburg merupakan salah satu kota di Swedia, di dekat dengan Stockholm, berpenduduk lebih dari 900.000 jiwa dan desain yang hampir sama dengan Belanda. Dibangun oleh arsitek Belanda kota di abad ke-17 di Amsterdam, Goteborg berlokasi sangat strategis antara Denmark dan Norwegia. Kota kata ini sangat indah untuk dapat dikunjungi, meskipun banyak landmark bersejarah di distrik Haga telah dibangun selama ini.

Spoiler for Wahington D.C

Walaupun ibukota Amerika Serikat tak pernah lepas dari masalah sosial, jantung kota ini merupakan sebuah keajaiban. Merupakan kota yang sangat rapi mulai dari Tony Georgetown ke Smithsonian museum yang segaris dengan Nasional Mall.

Spoiler for Canberra

Kota lain yang dibangun dengan perencanaan yang tepat adalah Canberra, berlokasi antara Sydney dan Melbourne pada awal abad ke 20 dengan denah hasil kompetisi global hasil kemenangan arsitek Amerika,Walter Burley Griffin. Kurang dari satu abad kemudian, Canberra bersinar sebagai salah satu ibukota berestetika di dunia.

Spoiler for La Plata

Merupakan kota terencana yang terletak di Amerika Selatan, hasil ekspansi kolonial akhir abad. La Plata adalah kota lain setelah Spanyol dari hegemoni atas Argentina yang telah berakhir. Sengaja dibangun untuk menggantikan Buenos Aires sebagai ibukota provinsi, La Plata dirancang oleh perencana perkotaan Pedro Benoit. Known dari tahun 1952 sampai 1955 sebagai Eva Perón City, La Plata memiliki katedral terbesar di Amerika dan yang paling tak kalah pentingnya adalah sebuah opera house yang sangat besar di Teater Argentino.

Spoiler for Belo Horizonte

Merupakan kota metropolitan dengan penduduk lebih dari 6 juta orang, Belo Horizonte berperingkat hanya di belakang Rio de Janeiro dan Sao Paulo di Brasil. Ibukota negara bagian São Paulo sangatlah indah, terinspirasi oleh perencanaan kota Washington DC dan memiliki arsitektur – arsitektur yang menarik di sudut – sudut kota ini.

Spoiler for Meknes

Meknes tak hanya merupakan kota bersejarah yang ditetapkan UNESCO tapi juga kota warisan dunia sebagai mantan ibukota Maroko. Dibangun akhir abad ke-18, Meknes adalah hasil rancangan yang nyaris sempurna. Meknes mengadopsi gaya kota di Spanyol dan dihuni oleh sekitar 950 ribu orang.

Spoiler for Jaipur

Jaipur sebagai ibukota Rajasthan dikenal di seluruh dunia sebagai "Pink City", merupakan tempat tinggal lebih dari 3 juta orang. Salah satu tujuan wisata populer di India selain Hawa Mahal, Amber Fort dan Naharghar Fort, Jaipur dibangun pada perintah Maharaja Sawai Jai Singh II pada awal abad 18. Rencana dan pembangunan kota ini hasil dari Vastu Shastra.

Spoiler for Brasilia

Brasilia sebagai ibu kota Brasil adalah contoh kota modern. Hasil dari kecemerlangan dan kontroversial yang berkolaborasi antara Lucio Costa dan Oscar Niemeyer, yang terpenting adalah Brasilia Guinea dalam rencana pembangunannya mengambil inspirasi dari hal yang mungkin tidak diketahui oleh setiap orang. Brasilia adalah salah satu kota yang ditetapkan sebagai kota warisan dunia oleh UNESCO.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Beberapa Mega Proyek Indonesia Yang Akan Menggemparkan Dunia

1. Surabaya Sport Center (SSC)
Surabaya segera akan memiliki kompleks olahraga supermegah dengan fasilitas superlengkap. Proyek bernama Surabaya Sport Center (SSC), yang memakan dana Rp 440,2 miliar, dijadwalkan selesai paling lambat Desember 2009 ini. Berlokasi di kawasan Benowo, Surabaya Barat, kompleks itu terdiri atas sebuah stadion utama berkapasitas 50 ribu penonton, sebuah stadion indoor berkapasitas 10 ribu penonton, dan sebuah masjid. Nanti kompleks tersebut juga direncanakan memiliki stadion atletik dan sirkuit.

2.Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) 

Indonesia akan memiliki perpustakaan termodern, terbesar dan terindah di dunia yang akan berlokasi Universitas Indonesia (UI) Depok di areal seluas 2,5 hektar. Lokasi bangunan berada di tepi danau Kenanga Universitas Indonesia dan berjarak sekitar 100 meter dari gedung rektorat. Gedung perpustakaan ini akan memiliki luas bangunan 30.000 m2 serta terdiri atas delapan lantai. Gedung berlantai delapan ini dirancang tahan gempa dan ramah lingkungan. Kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan yakni energi matahari (solar energy) selain itu di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik. Pembangunan gedung delapan lantai ini ditargetkan selesai Desember 2009 dengan anggaran sekitar Rp 100 miliar. Januari tahun depan diharapkan perpustakaan ini sudah bisa dibuka untuk civitas UI dan juga masyarakat umum. Pembangunan perpustakaan ini merupakan salah satu upaya UI menuju World Class University dan masuk ranking 100 besar perguruan tinggi terbaik di dunia.

3.Menara Jakarta

Jakarta akan segera memiliki salah satu menara tertinggi di dunia yang dinamakan “menara Jakarta”. Proyek Menara Jakarta yang sebelumnya terhenti akibat badai krisis moneter, akan kembali dilanjutkan kembali. Proyek Menara Jakarta akan kembali dibangun pengerjaan konstruksi pada Januari 2010. Pembangunan Menara Jakarta yang menelan anggaran Rp 5 triliun ini ditargetkan rampung 2012 mendatang. Menara Jakarta setinggi 558 meter ini nantinya akan mengalahkan Oriental Pearl Tower, Shanghai, setinggi 460 meter, KL Tower di Malaysia 421 meter, dan CN Tower di Kanada setinggi 533 meter. Dan tak kalah penting, Menara Jakarta akan dijadikan sebagai pusat jaringan telekomunikasi dan multimedia dengan data center dan disaster recovery center. Menara Jakarta juga akan dijadikan sebagai traffic control dan pusat jaringan fiber optik di Jakarta. Menara ini juga akan memiliki restoran berputar, yang menarik lagi dari Menara Jakarta adalah bentuk kaki tiang menara yang memiliki bentuk tiga kaki yang menopang hingga ke atas. Bentuk semacam ini hanya satu-satunya di dunia untuk gedung-gedung pencakar langit. Jika telah selesai dibangun, Menara Jakarta ini akan menjadi icon kebanggaan bangsa Indonesia dan menjadi menara telekomunikasi dan broadcasting tertinggi di dunia.

4.Jembatan Selat sunda

Jembatan Selat Sunda adalah salah satu proyek besar pembuatan jembatan yang melintasi Selat Sunda sebagai penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera
Jembatan Selat Sunda ini akan menjadi jembatan terpanjang pertama di dunia yang dibangun dengan bentang tengah sampai 2.200 meter. Perkiraan biaya investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan JSS sekitar Rp 100 triliun. Pembangunan proyek JSS membutuhkan waktu minimal 10 tahun. Kalau tahun 2012 sudah mulai dibangun rencananya jembatan sudah dibuka tahun 2022. Pada jembatan tersebut akan dibuat enam lajur kendaraan, masing-masing tiga lajur dalam satu ruasnya. Jembatan selebar 60 meter ini juga dilengkapi dua jalur pejalan kaki dan jalur darurat. Tak hanya itu, jembatan ini juga akan dilengkapi dua rel kereta. Jembatan rencananya akan berada pada 70 meter di atas permukaan laut, dan melewati tiga pulau-pulau kecil di selat itu, yaitu Pulau Prajurit, Ular, dan Sangiang. Ini merupakan jembatan dengan panjang 29 kilometer yang akan menjadi jembatan terpanjang di dunia.

5.Coastarina

Di Pulau Batam akan dibangun pulau-pulau buatan yang menyerupai peta dunia terbesar di dunia mengalahkan perumahan di Dubai. Perumahan di pantai ini dikembangkan menjadi pusat hunian dengan suasana tepi laut. Sebagian areanya diperoleh dari hasil reklamasi. Site plan-nya dirancang bak lagoon raksasa yang bagian tengahnya ditata menyerupai peta dunia dengan miniatur berbagai benua: Asia, Amerika, Eropa, Afrika, dan Antartika. Coastarina merupakan terobosan konsep pemukiman, yang terinspirasi oleh Palm Islands di Dubai, UAE.
Di Coastarina, akan dibangun total 1.000 rumah di kawasan total 150 hektar (25 hektar termasuk taman dan fasilitas umum). Di sana, juga ada Okarina Taman Rekreasi dengan food court, kafe dan restoran, Taman Air, dinding raksasa, dan permainan air. Coastarina mega proyek ini akan selesai dalam 6 tahun dan total investasi diperkirakan menjadi 60 – 80 juta USD atau sekitar Rp. 570 M / Rp 760 M. MURI (Museum Rekor Indonesia) memberikan penghargaaan kepada Coastarina untuk papan tulisan terbesar di Indonesia, perumahan yang terletak di bibir pantai Batam itu akan mencatatkan dua rekor lagi untuk pembangunan bola dunia paling besar dan peta dunia terbesar di dunia.

6.Center Point Of Indonesia

Makassar akan memiliki kawasan super megah sebagai pusat bisnis, wisata dan pendidikan yang dinamakan Center Point Of Indonesia. Center Point Of Indonesia dibangun di kawasan dengan luas total 600 hektar itu akan terdapat bangunan bangunan menjulang tinggi, pusat bisnis dan pemerintahan, kawasan hiburan, hotel hotel kelas dunia yang dilengkapi dengan lapangan golf dengan view ke laut lepas dan pemandangan menakjubkan ke pulau pulau di Teluk Makassar. Di kawasan ini juga akan dibangun Istana kepresidenan yang selama ini hanya berada di Jawa dan Bali. Istana ini nantinya berada di atas laut. Di kawasan CPI juga akan dibangun Masjid Termegah di Asia, sekelas Taj Mahal di India. Ada juga The Makassar Notradamus, yaitu taman 1000 patung Pahlawan Indonesia. Masih di lokasi yang sama, Makassar juga akan membangun Public Space atau area publik terluas di Dunia. Di lapangan nan luas ini, akan terdapat banyak kawasan hijau, tempat bermain, taman bunga, tempat beristrahat, dan tentunya pantai buatan. Di sekitar kawasan ini juga akan terdapat Waterfront dan Marinas.
Center Point Of Indonesia akan dilengkapi dengan dua jalan layang selebar masing masing 40 meter, waterway, monorail dan busway. Monorail di CPI akan menghubungkan kawasan megah ini ke Pusat Kota Makassar, hingga ke Bandara International Sultan Hasanuddin. Jika proyek ini benar benar terwujud maka Makassar akan melampaui Jakarta dalam hal mewujudkan angkutan Mass Rapit Transport idaman itu.
Center Point of Indonesia juga akan dilengkapi dengan sebuah menara yang menyerupai Oriental Pearl Tower di Shanghai. Menara setinggi 300 meter itu akan difasilitasi dengan dek anjungan berputar. Menara itu akan dibangun tepat di tengah tengah proyek CPI. Selain itu, Center Point of Indonesia akan memanjakan pengunjung karena sudah terintegrasi dengan Trans Studio Indoor Theme Park, karena akan dilewati oleh jalur Monorail. Nantinya beberapa pantai dan pulau-pulau buatan di CPI juga akan dihubungkan dengan kereta gantung (Gondola) terpanjang di Asia.

7.Terusan Sulawesi

Pada Musyawarah Sulawesi IV Enam gubernur se-Sulawesi menggagas pembangunan “Terusan Khatulistiwa” yang memotong leher Pulau Sulawesi. Kelak Pulau Sulawesi bakal terbagi dua, karena dipisahkan oleh laut di terusan yang akan diberi nama Terusan Khatulistiwa. Jika rencana tersebut benar-benar direalisasikan, maka terusan ini akan menjadi terusan ketiga di dunia, sebab saat ini baru ada dua terusan, yakni Terusan Suez di Mesir dan Terusan Panama di Amerika Tengah. Terusan Khatulistiwa ini bisa menjadi jalur laut internasional yang ramai dan akan memperpendek jarak transportasi laut dari wilayah timur Pulau Sulawesi menuju wilayah barat Indonesia, serta ke Filipina dan Malaysia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pembangunan Menara Jakarta Sebagai Salah Satu Bangunan Tetinggi di Dunia

Mungkin anda pernah mendengar tentang rencana pembangunan kota Jakarta, Jakarta memang tengah berbenah seiring pertumbuhan kota yang makin besar
Namun kali ini saya akan menyajikan sesuatu yang lebih besar dari itu, yaitu tentang pembangunan Menara Jakarta. Kemudian juga tentang perkembangan informasi tentang Menara Jakarta yang akan segera diselesaikan sekitar tahun 2016. Berikut selengkapnya:




a. Mega Proyek Menara Jakarta


Menara Jakarta rencananya akan memiliki ketinggian 558 meter (Bayangkan denganMenara Kembar Petronas yang hanya 452 meter), bangunan ini akan menjadi salah satu gedung tertinggi dunia. Menara ini akan dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:

- Tempat parkir seluas 144.000 meter persegi
- Gedung podium setinggi 17 lantai.
- Lift yang mencapai puncak menara
- Restoran berputar
- Mal besar
- Kafe
- Taman hiburan
- Museum sejarah Indonesia
- Hotel
- Ruang serba guna/konferensi yang bisa menampung sepuluh ribu pengunjung
- Ruang-ruang perkantoran seluas 8.000 meter persegi
- Pusat pameran
- Pusat pendidikan dan pelatihan
- Pusat multimedia disertai pemancar siaran radio dan televisi
- Pusat perdagangan dan bisnis.


b. Perkembangan pembangunan Menara Jakarta (2010)

Pihak manajemen Menara Jakarta menargetkan bisa menyelesaikan pembangunan Menara Jakarta (Jakarta Tower) di tahun 2016. Periode pembangunan ini relatif lebih lama dibandingkan pembangunan gedung-gedung pencakar langit lainnya di dunia.

Menurut Project Manajer Menara Jakarta Dicky Rampengan, pembangunan Menara Jakarta paling maksimal bisa selesai pada tahun 2018, namun pihaknya menargetkan bisa selesai di tahun 2016. Menara Jakarta akan dilanjutkan kembali pengerjaan fisiknya di Februari 2011 setelah proses desain ulang.

"Maksimal yang diminta ke kita maksimal 2018, secara hitungan optimistis selesai 2016," jelas Dicky kepada detikFinance saat ditemui di kantornya Kemayoran.

Dicky menuturkan alasan pembangunan Menara Jakarta yang begitu lama karena Menara Jakarta merupakan sebuah menara yang tingkat kesulitan pembangunan konstruksinya lebih sulit dibanding gedung bertingkat. Misalnya saja gedung tertinggi di dunia Burj Dubai justru bisa selesai hanya 3 tahun saja.

"Tahun 2013 bagian podium bawah sudah selesai, itu bisa langsung difungsikan, setelah itu bagian menara utama," katanya.

Ia memperkirakan selama pembangunan awal hingga selesai, proyek yang akan menelan dana Rp 2,1 triliun ini akan menyerap lebih dari 3.000-4.000 orang tenaga kerja mulai dari konstruksi hingga penyelesaian akhir. MenaraJakarta dibangun dengan estimasi bisa bertahan hingga 100 tahun lebih di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat.

Dicky menjelaskan dengan konstruksi dasar ditopang oleh 412 titik tiang dengan kedalaman pondasi masing-masing hingga 60 meter maka menara ini bisa menahan bobot hingga 280.000 ton. Bobot Menara Jakarta sendiri dihitung mencapai 193.000 ton.

Ia juga mengatakan proyek ini tetap mendapat dukungan dari para pemegang saham. Meski ia mengakui proses pengerjaan fisik saat ini dihentikan sementara karena ada rancang ulang atau redesign di bagian atas menara, hingga dilanjutkan di Februari 2011.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Macet? Atasi dengan TOD?

JAKARTA, KOMPAS.com — Angka pertumbuhan kendaraan berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun 2009 mencapai 12,31 persen per tahun dengan jumlah kendaraan mencapai 5,7 juta unit. Dari jumlah tersebut, 5,6 juta merupakan kendaraan pribadi dan 87.9876 angkutan umum. Total perjalanan per hari pun mencapai 20,7 juta perjalanan.
Angka-angka fantastis itu tak ayal membuat Kota Jakarta kian hari kian macet. Simpul-simpul kemacetan kini tidak hanya terjadi di kawasan-kawasan bisnis, tapi sudah menyebar ke daerah pinggiran, seperti Depok, Kalimalang, dan Cibubur. Apa yang salah dengan kota ini?
Segala upaya sudah dan tengah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai dari pembangunan jalan layang, pengadaan bus transjakarta, hingga rencana pembatasan jumlah kendaraan. Namun, hasilnya masih sama saja. Sejumlah pakar menilai ada hal lain yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengurai kemacetan Ibu Kota, yakni dengan menerapkan sistem transit oriented development (TOD). TOD merupakan konsep pembangunan transportasi yang bersinergi dengan tata ruang guna mengakomodasi pertumbuhan baru dengan memperkuat lingkungan tempat tinggal dan optimalisasi jaringan antar berbagai aktivitas.
”TOD ini untuk mendekatkan orang ke tempat tujuan sehingga tingkat mobilitas masyarakat bisa dikurangi. Dengan TOD, orang tidak perlu lagi pakai mobil untuk mobilisasi,” ucap pengamat transportasi dari Institut Teknologi Bandung, Ofyar Z Tamin, Rabu (23/3/2011) di Jakarta.
Dia menjelaskan, Pemprov DKI sebenarnya bisa membangun kawasan TOD pada simpul-simpul mass rapid transit (MRT). Di kawasan itu, bisa dibangun sebuah kawasan yang multiguna di mana semua fungsi jasa ritel, residensial, dan perkantoran dapat terpenuhi. Radius pelayanan perkotaan 0,4-0,8 kilometer. Dengan demikian, fungsi jalur pedestarian dan sepeda bisa lebih ditingkatkan. Namun, Ofyar melihat untuk membangun TOD ini masih perlu waktu lama sehingga penataan kendaraan umum tetap harus terlebih dulu dilakukan.
”Di atas kertas, kalau public transport baik, sistem TOD baik, maka kita tidak perlu lagi private transport. Ini yang menjadi masalah kita sekarang karena dua sistem itu masih belum ada,” tutur Ofyar.
Selain itu, Ofyar mencontohkan di Singapura konsep TOD terlaksana dengan baik di daerah Jurong. Namun, pelaksanaan TOD di Jurong relatif lebih mudah karena merupakan sebuah daerah baru.
”Tapi ini bagaimana membuat sistem TOD yang daerahnya sudah terbangun berarti perlu ada pemindahan, tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan,” katanya.
Perwakilan Dinas Tata Ruang DKI, Monggur Siahaan, mengungkapkan, konsep TOD sebenarnya sudah masuk ke dalam Panduan Rancang Kota (Urban Design Guideline/UGDL). Kawasan TOD yang rencananya akan dikembangkan, yakni Kampung Bandan dan Dukuh Atas.
”Tapi untuk mewujudkan TOD ini perlu kebijakan yang mengakomodasi setiap stakeholder agar dapat merealisasikan pengembangan kawasan TOD. Perlu adanya peraturan yang mengatur daerah insentif dan disinsentif sebagai landasan hukum TOD,” ujarnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

ERP, Benarkah Solusi Kemacetan Jakarta?

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana penerapanelectronic road pricing (ERP) di Jakarta bertujuan untuk menuntaskan masalah kemacetan yang semakin meningkat. Dengan adanya ERP, diharapkan penggunaan kendaraan pribadi menjadi berkurang.
”Rencana ERP ini dimaksudkan agar masyarakat Jakarta dapat dengan bijak menggunakan kendaraan pribadinya. Bukan membatasi kepemilikannya, hanya penggunaannya saja yang mesti dibatasi,” ujar wakil dari Koalisi Transport Demand Management (TDM), Ahmad Safruddin, ketika dialog publik mengenai rencana penerapan ERP di Jakarta, Rabu (23/3/2011).
Ahmad mengatakan, penggunaan kendaraan pribadi yang berlebihan merupakan penyebab utama kemacetan. Karena itu, yang pertama harus menanggung kerugian akibat macet adalah pengguna mobil dan motor yang menyebabkan kemacetan itu sendiri.
”Penerapan ERP nantinya akan memberikan batasan dan paksaan kepada para pengguna mobil dan motor. Namun, patut dicatat, ERP dapat berjalan jika angkutan umum diperbaiki sehingga pengguna menjadi nyaman memakainya,” tutur Ahmad.
Rencana ERP itu muncul atas dasar keprihatinan terhadap kemacetan yang terjadi di Ibu Kota. Bayangkan saja, berdasarkan data dari TDM, tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 6,7 juta unit dengan komposisi kendaraan roda dua mencapai 4,3 juta unit dan roda empat 2,4 juta unit. Angka pertumbuhan kendaraan bermotor sendiri mencapai 0,7 persen - 0,8 persen per bulan atau 11 persen per tahun.
ERP sendiri sudah diterapkan di kota-kota yang maju seperti London, Stockholm, dan Singapura. Berkat penerapan sistem ini, angka kemacetan menurun, polusi kendaraan berkurang, dan kecepatan rata-rata lalu lintas naik sehingga waktu perjalanan menjadi singkat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Jakarta, Contoh Gagalnya Sebuah Kota

Ketika urbanisasi menjadi sebuah keniscayaan, kota besar pun menjadi sumber penghidupan utama populasi sebuah negara. Tetapi jangan sampai pembangunan kota-kota besar di Indonesia mengacu pada Jakarta. Ini contoh kota yang gagal!
Pertumbuhan ekonomi dunia mengubah wajah tiap negara. Nantinya, urbanisasi menjadi sebuah keniscayaan. Kota besar pun menjadi sumber penghidupan utama penduduk sebuah negara. Ahli perkotaan dari University of Stuttgart, Jerman, Eckhart Ribbeck memperkirakan dalam 10-15 tahun ke depan, akan ada 60% populasi dunia yang tinggal di perkotaan.
Ini artinya kemunculan setumpuk persoalan, dari mulai penyediaan perumahan, pekerjaan, infrastruktur, air bersih, pengelolaan sampah, sampai kendaraan umum. Di Cina saja sudah terjadi perubahan dramatis dengan munculnya kota-kota baru dalam 18-20 tahun terakhir.
Menurut Ribbeck, ini baru awalnya. Setiap 10 tahun, pemerintah Cina harus menyediakan perumahan, pekerjaan dan infrastruktur untuk 100 juta orang yang akan datang ke kota. Yang memudahkan pemerintah Cina untuk menyediakan perumahan bagi sekian banyak orang adalah, bahwa mereka memiliki semua lahan di Cina.
Persoalan penyediaan rumah dan infrastruktur seperti ini juga sesuatu yang harus mulai dipikirkan oleh pemerintah berbagai daerah di Indonesia. Dalam 15 tahun ke depan, Indonesia sebagai negara agraris tinggal kenangan masa lalu belaka. Dan setiap 10 tahun, sekitar 10 juta orang akan datang ke kota-kota besar (terutama Jakarta) untuk mencari sumber penghidupan. Maka penyelesaian yang sering diambil oleh Pemprov DKI Jakarta sekarang (seperti operasi yustisi atau himbauan untuk tidak membawa teman ke Ibu Kota), tidak akan efektif.
Yang kini sudah terjadi di berbagai kota dunia, termasuk Jakarta, adalah semakin menghilangnya kultur urban dan diganti dengan bangunan-bangunan yang mengedepankan efisiensi fungsi ekonomi. Misalnya saja, kampung-kampung mulai terganti dengan jalan layang atau apartemen atau hilangnya bangunan-bangunan tua yang menunjukkan identitas kota terganti distrik pusat bisnis. Selain di Jakarta, fenomena ini juga terjadi di Rio de Janeiro, Brasil dan Mexico City, Mexico.
Ribbeck mengakui adanya keengganan masyarakat Indonesia untuk tinggal di bangunan vertikal. "Ini ditolak secara budaya, tapi dengan semakin mahalnya harga tanah, maka (tinggal di hunian vertikal) tidak akan bisa dihindari," kata Ribbeck, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Sayangnya lagi, hunian vertikal yang ada sekarang hanya ditujukan untuk kelas menengah ke atas. Selain hilangnya identitas kota, tidak ada percampuran budaya antar-kelas sosial masyarakat dalam hunian-hunian ini.
Ribbeck melihat adanya kesamaan fenomena kelas menengah penghuni apartemen di Beijing, Shanghai, Rio de Janeiro, Jakarta, dan Surabaya. "Tidak ada komunikasi antar-kelas sosial di kota-kota ini. Anak-anak hanya bermain di lingkungan dengan teman-teman yang latar belakang ekonominya sama, mereka pergi ke sekolah yang kelompok pemasukan orangtuanya sama," tambah Ribbeck.
Ketegangan politik antar-kelas sosial pun terjadi. Bahkan kelompok kelas menengah penghuni apartemen justru merasa ketakutan tinggal di kotanya sendiri. Ribbeck mengasosiasikannya dengan, "Tinggal di kompleks hunian negara dunia pertama, sementara di luar masih negara dunia ketiga."
Pengajar Fakultas Arsitektur di Universitas Kristen Duta Wacana Eko Agus Purwoto mengkhawatirkan bahwa saat ini, kota-kota di Indonesia melihat ke Jakarta sebagai model ideal sebuah kota. Padahal, kenyataannya, dengan kemacetan dan ketidaktersediaan kendaraan umum yang memadai bagi warganya, Jakarta adalah kota yang gagal.
"Ada fantasi sosial yang coba dibangun oleh pengembang yang sangat kuat mengiklankan hunian mewah eksklusif setiap akhir pekan di sebuah televisi yang disiarkan secara nasional. Saya khawatir ini memberikan pengaruh yang luar biasa pada banyak orang di Indonesia," kata Eko.
Sementara itu, Jo Santoso, penulis buku Kota Tanpa Warga dan Ketua Program Magister Teknik Perencanaan Universitas Tarumanegara, memiliki hitungan sendiri tentang berapa banyak orang Indonesia yang akan menghuni perkotaan. Dalam 25 tahun, sekitar 180-200 juta orang Indonesia akan tinggal di kota. Tiap tahunnya, akan ada 3,7 juta orang yang datang ke kota.
Kota, esensinya, harus ditata sebagai sebuah hunian manusia. Maka kota harus dapat mengakomodasi orang-orang yang tinggal di dalamnya dengan hunian layak. Tetapi yang terjadi di Jakarta sekarang, ada banyak tangan-tangan tak terlihat yang menentukan proses perkembangan kota.
Kekuatan tangan-tangan tak terlihat inilah yang kini tengah menggunakan Jakarta menjadi apapun selain hunian manusia. Jangan heran bila Jakarta menjadi kota yang sangat tidak nyaman ditinggali, karena kepentingan ekonomi dan politik tengah membajak pembangunan kota sebagai hunian.
Sebagai gantinya, nilai-nilai komersial memenuhi berbagai sudut kota. "Tidak ada yang mengajari kita caranya menjadi orang kota yang baik dan benar. Di rumah tidak diajarkan, di sekolah tidak diajarkan. Padahal hidup di kota adalah sebuah peradaban," kata Jo. Maka, jangan heran ketika kita mengartikan hidup di kota sebagai berakhir pekan di mal, tinggal di kawasan suburban, dan menjadi komuter menggunakan mobil pribadi dari kantor ke rumah dan sebaliknya setiap hari.
Pada akhirnya, Jakarta sebagai kota adalah sebuah peringatan bagi perkembangan kota-kota lain di Indonesia. Bahwa akan makin banyak kota-kota besar di Indonesia, tapi jangan sampai kota-kota itu kemudian menjadi Jakarta-Jakarta baru.
Foto: Tempo/Tony Hartawan
Isyana Artharini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS