Benahi Dulu Kendaraan Umumnya...
JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk membatasi penggunaan sepeda motor mendapat tentangan dari sejumlah pihak. Sejumlah pengendara sepeda motor alias bikerjuga menyatakan ketidaksetujuannya atas rencana ini.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Rekso Purnomo, seorang wartawan media online di Jakarta. Sebagai pekerja media, Rekso memiliki mobilitas yang tinggi. Dia bisa berpindah lokasi liputan hingga beberapa kali dalam sehari. Untuk menunjang mobilitasnya, dia pun memilih moda transportasi sepeda motor.
"Saya tidak sepakat kalau justru motor yang dibatasi. Sekarang ini kan belum ada transportasi massal yang memadai. Bagaimana kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi kalau motor dibatasi, sementara kendaraan umumnya masih seperti sekarang ini," kata Rekso, Rabu (28/7/2010) di Jakarta.
Dia pun mempertanyakan soal mekanisme pembatasan penggunaan kendaraan tersebut. Menurutnya, jika pada jam tertentu sepeda motor dilarang lewat pada jalur-jalur tertentu, maka hal ini akan membingungkan para pengendara motor. "Nanti yang naik motor jadi bingung. Seandainya mau ke Sudirman, lalu dilarang, bagaimana mau bisa sampai tujuan," katanya.
Kalaupun pemerintah berniat mengurai benang kusut kemacetan di Jakarta, menurut Rekso, seharusnya fokus pada pembenahan sektor transportasi massal. "Benahi saja dulu kendaraan umumnya. Misalnya, bus transjakarta diperbanyak dan diperluas. Kalau sudah baik, pasti juga banyak yang pakai," ujarnya.
Pendapat serupa dikatakan Djohan Effendy. Mahasiswa salah satu perguruan tinggi ini mengaku keberatan jika ada kebijakan semacam itu. Pemuda yang tinggal di daerah Kranggan, Bekasi, ini sehari-hari menggunakan sepeda motor untuk menuju kampusnya di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Kalau dipaksa naik angkot, saya bisa berapa jam di perjalanan. Tahu sendiri kan angkot di Jakarta kayak gimana. Udah enggak nyaman, macet pula," katanya.
Mahasiswa jurusan Teknik Industri ini menilai, kebijakan seperti itu hanya akan mengorbankan masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan. Dia mengatakan, masyarakat yang ekonominya terbatas justru memilih sepeda motor karena faktor murah dan cepat. "Ya, kalau sekarang dibatasi lagi, ini kan malah nambah menyusahkan masyarakat," ucapnya.
Djohan juga meminta agar Pemprov DKI mengkaji ulang rencana pembatasan penggunaan sepeda motor. Menurutnya, akan lebih baik jika kendaraan roda empat yang dibatasi. "Kalau mobil kan lebih boros. Kadang-kadang ada mobil tapi cuma satu orang di dalamnya. Ini lebih boros kendaraan daripada penumpang. Ya, mestinya mobil dulu yang dibatasi," tambah Djohan.
0 Response to "Benahi Dulu Kendaraan Umumnya..."
Posting Komentar