"Green Living" di Kampus Anak Jalanan
JAKARTA, KOMPAS.com - Terletak di pinggir kota Jakarta, terdapat satu hunian unik yang ditempati puluhan anak jalanan. Kampus Diakonia Modern (KDM) namanya. Bagaikan satu kompleks perumahan sendiri KDM berhias pohon-pohon rindang dan memiliki sistem pengolahan sampah sendiri yang disebut dengan Green Project.
"Awalnya, lingkungan di sini belum memiliki sistem pengelolaan sampah. Setiap rumah sekitar hanya menyimpan sampah di belakang dan ditumpuk begitu saja," ujar koordinator relawan KDM Renie Elvina, Kamis (15/7/2010), di Bekasi, Jawa Barat.
Pada saat itu, timbunan sampah tersebar di mana-mana. Pada tahun 2001 muncul ide untuk mengelola sampah lebih rapi. Bersama anak-anak jalanan yang mengenyam pendidikan di KDM, para relawan mulai melakukan pemisahan sampah.
"Proyek pertama hanya untuk memisahkan sampah-sampah organik dan non organik," tuturnya.
Selanjutnya, pada 2003 KDM mulai mengembangkan pemilahan kertas, plastik, bahan yang bisa didaur ulang lain, dan bahan yang tidak bisa di daur ulang. Tidak hanya di lingkungan KDM,Green Project pun kemudian merangkul berbagai elemen masyarakat mulai dari tingkat rumah tangga, universitas, sekolah, hingga perkantoran.
"Kita mengumpulkan sampah dari mereka untuk kemudian diolah lagi," ujar Renie.
Meski sempat dicemooh karena dianggap pemulung, Renie beserta rekannya di KDM tidak patah arang. Saat ini ada sekitar 300 rumah dan 40 kantor serta sekolah yang mau berpartisipasi dalam program lingkungan tersebut.
Setelah sampah-sampah tersebut dikumpulkan, beberapa yang masih sulit diolah kemudian dijual kembali ke penadah. Sementara lainnya, digunakan untuk membuat kertas daur ulang, ataupun benda kerajinan seperti hiasan, kartu ucapan, ataupun tas yang dikreasikan oleh anak-anak KDM. Dari bisnis Green Project ini KDM bisa menghasilkan Rp 8-11 juta dalam sebulan.
Sekretaris Yayasan KDM, Hiero Rahadiyan, menjelaskan Green Project di KDM juga dilakukan dengan mengolah sampah menjadi pupuk kompos. "Sampah-sampah dikumpulkan terus kita campur dengan kotoran sapi dan diendapkan hingga jadi kompos," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, gaya hidup di lingkungan KDM sangat memerhatikan keramahan terhadap lingkungan. Terdapat satu gedung yang disebut Rumah Kreatif yang seluruh bangunannya tidak dilapisi cat dan pada lantai atasnya dijadikan perkebunan hydroponik.
Selain itu, kamar mandi yang digunakan pun menggunakan satu sistem pengolahan limbah kotoran sendiri dengan menggunakan satu buah sepeda yang bertugas mengendapkan kotoran. "Jadi kalau anak-anak di sini mau buang air besar, habis itu harus mengayuh sepeda sebanyak delapan kali," ujar Hiero.
KDM merupakan sebuah hunian bagi sekitar 70 anak jalanan yang terletak di Pondok Rangon, Bekasi, Jawa Barat. Di tempat tersebut, anak-anak mengenyam pendidikan alternatif yang berbasis active learning. Gaya hidup green living pun menjadi nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini di kampus para anak jalanan ini.
0 Response to ""Green Living" di Kampus Anak Jalanan"
Posting Komentar